Selasa, 20 Januari 2009




Universitas Gadjah Mada (bahasa Inggris: Gadjah Mada University) merupakan universitas negeri tertua di Indonesia, terletak di Yogyakarta. Didirikan pada 19 Desember 1949, Gadjah Mada merupakan universitas pertama yang didirikan setelah Indonesia merdeka.
Pada saat didirikan, Universitas Gadjah Mada hanya memiliki enam
fakultas, sekarang memiliki 18 Fakultas dan satu Sekolah Pascasarjana (dahulu bernama Program Pascasarjana), untuk S-2 dan S-3. Universitas Gadjah Mada berlokasi di Kampus Bulaksumur Yogyakarta. Sebagian besar fakultas dalam lingkungan Universitas Gadjah Mada terdiri atas beberapa jurusan/bagian dan atau program studi. Kegiatan Universitas Gadjah Mada dituangkan dalam bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat




Sejarah awal pembentukan

Pintu masuk, bundaran UGM
Ditilik dari sejarahnya, Universitas Gadjah Mada merupakan penggabungan dan pendirian kembali dari berbagai balai pendidikan, sekolah tinggi, perguruan tinggi yang ada di
Yogyakarta, Klaten dan Surakarta.
Nama Gadjah Mada berawal dari dibentuknya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada yang terdiri dari Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan. Pendirian diumumkan di Gedung KNI Malioboro pada tanggal
3 Maret 1946 oleh Mr. Boediarto, Ir. Marsito, Prof. Dr. Prijono, Mr. Soenarjo, Dr. Soleiman, Dr. Buntaran dan Dr. Soeharto.
Sejak
4 Januari 1946 Soekarno dan Hatta memindahkan ibukota Republik Indonesia ke Yogyakarta. Dengan maraknya pertempuran antara pejuang kemerdekaan dan Sekutu serta NICA di Jakarta dan Bandung, maka Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung ikut pindah ke Yogyakarta. Pada tanggal 17 Februari 1946, Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung dihidupkan kembali di Yogyakarta dengan para pengajarnya antara lain Prof. Ir. Rooseno dan Prof. Ir. Wreksodhiningrat.
Lembaga pendidikan lain yang berdiri pada waktu yang hampir bersamaan adalah Perguruan Tinggi Kedokteran (berdiri 5 Maret 1946), Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan (berdiri 20 September 1946), Sekolah Tinggi Farmasi (berdiri 27 September 1946), dan Perguruan Tinggi Pertanian (berdiri 27 September 1946) yang kesemuanya berada di
Klaten, sekitar 20 kilometer dari Yogyakarta.
Institut Pasteur di Bandung sejak 1 September 1945, turut pula dipindahkan ke Klaten dengan laboratorium di Rumah Sakit
Tegalyoso. Salah seorang yang berperan dalam pemindahan ini adalah Prof. Dr. M. Sardjito yang kelak menjadi Rektor Universitas Gadjah Mada yang pertama. Kehidupan kampus di Klaten semakin ramai dengan berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi pada awal 1948.
Pada awal Mei 1948, Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan mendirikan Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta atas usul Kementerian Dalam Negeri untuk mendidik calon-calon pegawai Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri dan Departemen Penerangan. Akademi ini awalnya dipimpin oleh Prof. Djokosoetono, S.H. Sayangnya akademi ini tidak berumur panjang, setelah pemberontakan
PKI Madiun meletus, September 1948, akademi ini ditinggalkan para mahasiswanya yang ikut menumpas pemberontakan sehingga akademi ini ditutup.
Selanjutnya pada
1 November 1948 didirikan Balai Pendidikan Ahli Hukum di Surakarta, sebagai hasil kerja sama Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dengan Kementerian Kehakiman. Bersamaan dengan itu Panitia Pendirian Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta, yaitu Drs. Notonagoro, S.H., Koesoemadi, S.H. dan Hardjono, S.H. di Surakarta merencanakan mendirikan Sekolah Tinggi Hukum Negeri. Demi efisiensi, Panitia mengusulkan penggabungan Balai Pendidikan Ahli Hukum ke dalam Sekolah Tinggi Hukum Negeri yang akhirnya disetujui dan disahkan oleh Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1948.
Serangan Belanda ke ibukota Republik Indonesia di Yogyakarta dalam rangka
Agresi Militer Belanda II melumpuhkan semua kegiatan belajar mengajar di Yogyakarta, Klaten dan Surakarta dan semua perguruan tinggi tersebut terpaksa ditutup dan para mahasiswa ikut berjuang.
Setelah serangan Belanda, wilayah Republik Indonesia menjadi semakin sempit. Pada tanggal 20 Mei 1949, diadakan rapat Panitia Perguruan Tinggi, di Pendopo Kepatihan Yogyakarta yang dipimpin oleh Prof. Dr. Soetopo, dengan anggota rapat antara lain,
Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Dr. M. Sardjito, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Ir. Harjono, Prof. Sugardo dan Slamet Soetikno, S.H. Salah satu hasil rapat adalah pendirian perguruan kembali di wilayah republik yang masih tersisa, yaitu Yogyakarta. Disepakati Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Harjono dan Prof. Dr. M. Sardjito akan berusaha keras mewujudkannya. Kesulitan utama saat itu adalah tidak adanya ruangan untuk kuliah. Namun Sri Sultan Hamengkubuwono IX bersedia meminjamkan ruangan keraton dan beberapa gedung di sekitarnya.
Tanggal
1 November 1949, di Kompleks Peguruan Tinggi Kadipaten, Yogyakarta, berdiri kembali Fakultas Kedokteran Gigi dan Farmasi, Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran. Pembukaan ketiga fakultas ini dihadiri oleh Presiden Soekarno. Pada upacara pembukaan diadakan sebuah renungan bagi para dosen dan mahasiswa yang telah gugur dalam peperangan melawan Belanda, yaitu: Prof. Dr. Abdulrahman Saleh, Ir. Notokoesoemo, Roewito, Asmono, Hardjito dan Wurjanto.
Tanggal
2 November 1949, Fakultas Teknik, Akademi Ilmu Politik serta Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan yang berada di bawah naungan Yayasan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada ikut diresmikan.
Tanggal
3 Desember 1949 dibuka Fakultas Hukum di Yogyakarta dengan pimpinan Prof. Drs. Notonagoro, S.H.. Fakultas ini merupakan pindahan Sekolah Tinggi Hukum Negeri Solo.
Akhirnya tanggal
19 Desember 1949, lahirlah Universitas Gadjah Mada dengan enam fakultas. Menurut Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1949, keenam fakultas tersebut adalah:
Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi Ilmu Ukur dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti);
Fakultas Kedokteran, yang di dalamnya termasuk bagian Farmasi, bagian Kedokteran Gigi dan Akademi Pendidikan Guru bagian Kimia dan limu Hayat;
Fakultas Pertanian di dalamya ada Akademi Pertanian dan Kehutanan;
Fakultas Kedokteran Hewan;
Fakultas Hukum, yang di dalamnya termasuk Akademi Keahlian Hukum, Keahlian Ekonomi dan Notariat, Akademi Ilmu Politik dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Tatanegara, Ekonomi dan Sosiologi;
Fakultas Sastra dan Filsafat, yang di dalamnya termasuk Akademi Pendidikan Guru bagian Sastra.
Sebagai Rektor yang pertama (Presiden) ditetapkan Prof. Dr. M.
Sardjito. Pada saat yang sama juga ditetapkan Senat UGM dan Dewan Kurator UGM. Dewan Kurator UGM terdiri dari Ketua Kehormatan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dan Ketua adalah Sri Paku Alam VIII, seorang wakil ketua dan anggota.

Sejarah perkembangan[1]
Tahun 1952 Fakultas Hukum, Sosial dan Politik ditambah dengan bagian ekonomi sehingga menjadi Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik HESP). Pada bulan September 1952 Fakultas Pertanian ditambah dengan Bagian Kehutanan, sehingga menjadi Fakultas Pertanian dan Kehutanan.
Sejak
September 1955, beberapa fakultas dimekarkan menjadi fakultas-fakultas baru, antara lain:
Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi menjadi Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi.
Bagian Bakaloreat Biologi Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi menjadi Fakultas Biologi.
Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik dipecah menjadi tiga fakultas, yaitu: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Sosial dan Politik.
Fakultas Sastra, Pedagogik dan Filsafat dipecah menjadi tiga fakultas, yaitu: Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Fakulas Filsafat.
Tingkat pengajaran Bakaloreat Ilmu Pasti dan Bakaloreat Ilmu Alam pada Bagian Sipil Fakultas Teknik dijadikan Fakultas Ilmu Pasti dan Alam.
Fakultas Ilmu Pendidikan mempunyai dua bagian yaitu Bagian Pendidikan dan Bagian Pendidikan Jasmani.
Fakultas Kedokteran Hewan diuubah namanya menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.
Pada tahun
1960 Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dipisahkan menjadi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi.
Pada tahun
1962 Bagian Pendidikan Jasmani dari Fakultas Ilmu Pendidikan ditingkatkan menjadi Fakultas Pendidikan Jasmani. Fakultas ini diserahkan pada Departemen Olah Raga pada tahun 1963 dan menjadi Sekolah Tinggi Olah Raga (STO).
Untuk memberikan pendidikan umum yang kuat bagi semua Fakultas, didirikan pula Fakultas Umum, dan digabungkan dengan Fakultas Filsafat menjadi Gabungan Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat. Pada tahun 1961 Fakultas Filsafat dibubarkan dan pada tahun 1962 Fakultas Umum juga dibubarkan. Sebagai penggantinya tahun 1963 didirikan Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah khusus untuk melaksanakan tugas yang semula menjadi tugas gabungan Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat. Namun pada tanggal
18 Agustus 1967 Fakultas Filsafat didirikan kembali dan pada tahun 1969 Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah khusus dimasukkan dalam Fakultas Filsafat sebagai Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah Agama.
Pada tahun
1963 Bagian Kehutanan Fakultas Pertanian ditingkatkan menjadi Fakultas Kehutanan, seksi teknologi dan seksi kultur teknik menjadi Fakultas Teknologi Pertanian. Pada tahun itu pula Jurusan Geografi pada Fakultas Sastra dan Kebudayaan ditingkatkan menjadi Fakultas Geografi.
Jurusan Psikologi pada FIP menjadi Bagian Psikologi yang kemudian pada tanggal 8 Januari 1965 menjadi Fakultas Psikologi.
Pada tahun
1969 Fakultas yang ke-18 lahir yaitu Fakultas Peternakan yang merupakan peningkatan Bagian Peternakan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.
Semenjak tahun
1983 Universitas Gadjah Mada memiliki 18 Fakultas Program Sarjana, dua Fakulas Program Diploma (Fakultas Non Gelar Ekonomi dan Fakultas Non Gelar Teknologi) dan satu Fakultas Pascasarjana (Magister dan Doktor). Awal tahun 1992 terjadi penyederhanaan jumlah fakultas, Fakultas Pascasarjana diubah menjadi Program Pascasarjana, sedangkan Fakultas Non Gelar Ekonomi diintegrasikan ke Fakultas Ekonomi dan Fakultas Non Gelar Teknologi diintegrasikan ke Fakultas Teknik.

Rektor
Rektor UGM adalah Pimpinan Eksekutif tertinggi Universitas Gadjah Mada yang dipilih oleh Senat Universitas dalam suatu sidang Senat beranggotakan para
Guru Besar dan wakil-wakil Fakultas di lingkungan UGM. Calon-calon yang ada ditetapkan dan dipilih berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dan disetujui oleh Majelis Wali Amanat yang merupakan lembaga legislatif UGM setelah UGM resmi menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN)).
Sejak berdiri 19 Desember 1949, UGM telah mempunyai 12 orang Rektor. Pimpinan Universitas pertama Prof. Dr. M. Sardjito (1949-1961)yang berasal dari
Fakultas Kedokteran UGM belum menyandang sebutan Rektor, melainkan Presiden Universiteit. Rektor yang menjabat saat ini adalah Prof. Soedjarwadi dari Fakultas Teknik, dan sebelumnya menjabat sebagai Pembantu Rektor I Bidang Akademik.
Nama-nama para rektor sejak 1949 sampai sekarang
[1] adalah:
Prof. Dr. M.
Sardjito (1949-1961)
Prof. Dr. Ir.
Herman Johannes (1961-1966)
Drg. M. Nazir Alwi (1966-1967)
Drs. Soepojo Padmodipoetro, MA (1967-1968)
Prof. Dr. Soeroso H. Prawirohardjo, MA (1968-1973)
Prof. Dr. Sukadji Ranuwihardjo, MA (1973-1981)
Prof. Dr.
Teuku Jacob, MS, DS (1981-1986)
Prof. Dr.
Koesnadi Hardjasoemantri, SH,ML (1986-1990)
Prof. Dr. Ir. Mohammad Adnan (1990-1994)
Prof. Dr. Soekanto H. Reksohadiprodjo, M.Com (1994-1998)
Prof. Dr.
Ichlasul Amal, MA (1998-2003)
Prof. Dr. Sofian Effendi, MPIA (2004-2007)
Prof. Ir. Soedjarwadi, M.Eng., Ph.D. (2007-...)

Senat Mahasiswa
Senat Mahasiswa UGM adalah lembaga sentral kemahasiswaan yang dibentuk pada tahun
1990 dengan semangat penyelenggaraan pemerintahan ala mahasiswa (Student Government). Dalam konteks ini Senat Mahasiswa adalah salah satu organ dari Badan Keluarga Mahasiswa UGM, dan berfungsi sebagai lembaga legislatif dengan kepengurusan kolektif.
Untuk pertama kalinya Senat Mahasiswa UGM dibentuk pada tahun 1990. Saat itu, anggota Senat Mahasiswa termasuk Pengurus terdiri dari 54 orang, masing-masing dua orang dari tiap-tiap fakultas dan 14 orang mewakili Unit Kegiatan Mahasiswa. Sejarah pembentukan Senat Mahasiswa UGM ini cukup menarik untuk diikuti dan merupakan bagian dari sejarah
Gerakan Mahasiswa UGM Pasca NKK/BKK.
Kepengurusan Senat Mahasiswa UGM pada tahun 1990 terdiri dari Seorang Ketua Umum, Seorang Sekretaris Jenderal, Lima Ketua Komisi dan Lima Wakil Ketua Komisi. Presidium SM UGM terdiri dari Ketua Umum, Sekjen, dan Lima Ketua Komisi.
Pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan dilaksanakan oleh Badan Pelaksana Senat Mahasiswa UGM (BP SMUGM) yang berfungsi sebagai lembaga eksekutif. Kepengurusannya ditunjuk dan dipilih dari sebagian anggota Senat Mahasiswa UGM. Pada generasi/Angkatan II istilah BP SMUGM diganti menjadi
Badan Eksekutif Mahasiswa UGM.

Gelanggang Mahasiswa
Gelanggang Mahasiswa UGM adalah pusat kegiatan untuk para mahasiswa di
Yogyakarta. Hanya saja karena letaknya berdekatan dengan Kampus UGM maka akhirnya identik dengan pusat kegiatan bagi mahasiswa UGM saja. Gelanggang Mahasiswa UGM dibangun tahun 1970-an dan sempat menjadi sentra pergerakan bagi para aktivis tahun 1970-an ketika Dewan Mahasiswa UGM dan Dewan Mahasiswa se-Yogyakarta masih berkantor di gedung tersebut.
Antara
1980 hingga 1990, Gelanggang Mahasiswa dipergunakan oleh sekretariat organ-organ eks Dewan Mahasiswa yang kini berdiri sendiri-sendiri dengan nama Unit Kegiatan Mahasiswa. Unit-unit Olahraga, Kesenian dan berbagai unit khusus Dewan Mahasiswa tetap eksis menggunakan berbagai fasilitas di gedung tersebut. Termasuk juga Unit Kerohanian Islam Jamaah Shalahuddin UGM yang setiap bulan Ramadhan menyulap gedung tersebut menjadi Masjid Kampus.
Setelah tahun 1990,
Senat Mahasiswa UGM meneruskan tradisi Dewan Mahasiswa UGM dan berkantor di gedung tersebut dengan menggunakan ruang eks Koperasi Mahasiswa di sisi barat gedung tersebut, bertetangga dengan ruang Unit Kegiatan Pencinta Alam MAPAGAMA dan Unit Kegiatan Pers Mahasiswa Majalah Balairung.

Fakultas
Fakultas Biologi
Fakultas Ekonomi
Fakultas Farmasi
Fakultas Filsafat
Fakultas Geografi
Fakultas Hukum
Fakultas Ilmu Budaya
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Fakultas Kedokteran
Fakultas Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran Hewan
Fakultas Kehutanan
Fakultas MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)
[1]
Fakultas Pertanian
Fakultas Peternakan
Fakultas Psikologi
Fakultas Teknik
Jurusan Arsitektur
Jurusan Fisika Teknik
Jurusan Tata Wilayah Kota
Jurusan Teknik Elektro
[2]
Jurusan Teknik Geodesi Geomatika
Jurusan Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin
Jurusan Teknik Kimia
Jurusan Teknik Nuklir
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknologi Pertanian

MM-UGM
Program Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada (MM-UGM) adalah sekolah bisnis di bawah naungan Universitas Gadjah Mada yang didirikan pada tahun 1988 oleh antara lain Menteri Pendidikan saat ini Prof. Dr.
Bambang Sudibyo, MBA.
MM-UGM menawarkan beberapa pilihan program gelar master (MM, MBA, MScBA, MScIB, MAC), yang diselenggarakannya melalui kerjasama dengan universitas-universitas partner, antara lain
Temple University.
MM-UGM memiliki tiga kampus, yaitu kampus
Yogyakarta (melayani kelas reguler dan eksekutif), kampus Jakarta (melayani kelas reguler, eksekutif, dan akhir pekan), serta kampus Surabaya (melayani kelas akhir pekan).
Pertemuan alumni MM-UGM di Jakarta pada tanggal 8 Oktober 2004, sebagai tindak lanjut dari pembicaraan di
Milis MM-UGM, berlanjut dengan didirikannya asosiasi alumni bernama Keluarga Alumni MM-UGM, disingkat KAGAMA-MM, yang menginduk ke Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA). Kepengurusan KAGAMA-MM tingkat pusat, yang berkedudukan di Jakarta, untuk periode pertama disahkan oleh surat keputusan PP KAGAMA nomor 037/KPTS/PP/XII/2004 tanggal 10 Desember 2004.

Rangking Dunia
Tahun 2007, UGM berada pada peringkat 360 pada Times Higher Education Supplement World University Rankings 2007, dan merupakan peringkat pertama universitas di Indonesia. Kemudian baru disusul
ITB dan UI[3]
Rangking Webometric Universitas Dunia menaruh UGM di Rangking 95 di Asia.[4]

Organisasi mahasiswa





Satu Bumi

logo satu bumi
Satu Bumi (Solidaritas Teknik Untuk Bumi) merupakan organisasi mahasiswa penggiat kegiatan alam bebas dari
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Organisasi pecinta alam ini (biasa disebut Mapala) merupakan salah satu komunitas mapala terbesar di Universitas Gadjah Mada dan berdiri sejak tanggal 27 April 2000.
Pada tahun 2000, Magmagama (mapala Fakultas Geologi UGM]) mengadakan lomba lintas alam, bernama GEOWISATA di daerah Parangkusumo,
Parangtritis. Lomba ini diikuti oleh mapala se-Indonesia, tak terkecuali mapala-mapala jurusan di Fakultas Teknik UGM sendiri. Pada saat lomba tersebut, tercetuslah wacana bagaimana kalo di Fakultas Teknik UGM di dirikan semacam kesekretariatan bersama (sekber) mapala, untuk menyatukan mapala jurusan yang terkesan berdiri sendiri-sendiri, padahal masih berada dalam satu lingkup kampus Fakultas Teknik(FT).
Kemudian pada akhir bulan April diadakan pertemuan untuk menindaklanjuti wacana di atas. Pertemuan ini diikuti oleh anggota mapala-mapala jurusan di FT
UGM. Akhirnya tercetuslah nama Satu Bumi, singkatan dari Solidaritas Teknik Untuk Bumi, sebagai nama resmi sekber mapala fakultas Teknik UGM . Tanggal pertemuan tersebut diadakan menjadi tanggal berdirinya Satu Bumi yaitu 27 april 2000.
Mulanya Satu Bumi masih berada di bawah naungan salah satu departemen
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), yaitu departemen minat dan bakat. Lalu pada bulan April 2002 satu bumi mengadakan rapat umum pertama, guna merumuskan bentuk organisasi yang lebih tepat. Lalu dihasilkan beberapa keputusan yaitu perubahan dari sekber menjadi Badan Semi Otonom (BSO), pembuatan dan penetapan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), status keanggotaan satu bumi, dan bentuk organisasi. Salah satu hasil keputusan terpenting adalah bahwa satu bumi merupakan suatu wadah organisasi yang berkecimpung di dunia kepencintaan alam dan statusnya lepas dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Akhirnya sejak tahun 2002 tersebut Satu Bumi resmi menjadi Badan Semi Otonom dan lepas dari BEM serta memiliki ruang kesekretariatan sendiri.

PMII Komisariat Gadjah Mada
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Gadjah Mada sendiri didirikan pada tahun 1990 di antaranya oleh A. Muhaimin Iskandar.
PMII Komisariat Gadjah Mada memfasilitasi proses aktualisasi kadernya dengan membentuk departemen-departemen, antara lain Departemen Aksi Sosial dan Jaringan, Departemen Kajian dan
Diskusi, Departemen Kaderisasi dan Pengembangan Organisasi, Departemen Dana Usaha, Departemen Media, dan Departemen Minat dan Bakat. Selain itu terdapat juga Badan Semi Otonom (BSO) yang menampung kerja-kerja intelektual di bidang penerbitan, antara lain Buletin Seloka (memfokus wacana seni dan budaya) dan Buletin Jum’at Robithoh (bekerjasama dengan Robithotul Ma’ahidil Islamiyyah DIY).
Di tingkat rayon (kepengurusan di tingkat fakultas), kerja-kerja di bidang jurnalistik juga diaktualisasikan dengan penerbitan-penerbitan buletin. Rayon
Hukum menerbitkan buletin Borjo, Rayon Fisipol menerbitkan buletin Petil, Rayon Filsafat dengan buletin Bongkar, Rayon Teknologi Pertanian dengan buletin Sawo, dan Rayon Eksakta menerbitkan media tempel Pipet.
Program kerja PMII lainnya adalah penguatan wacana baik keagamaan, sosial, politik, humaniora, lingkungan, sains dan teknologi dalam berbagai diskusi, short course dan pelatihan. Penguatan wacana memiliki arti penting dalam upaya kaderisasi secara matang. Oleh karenanya PMII Komisariat Gadjah Mada rutin mengadakan diskusi bulanan dengan tema terkini. Sedangkan di tingkat Rayon diadakan diskusi mingguan guna mengasah ketajaman analisa dan daya kritis para kader. PMII juga memberikan ruang untuk aktif dalam pendampingan-pendampingan bagi masyarakat, jaringan dan advokasi yang relevan dengan visi dan misi PMII.
Dalam PMII, ada tahapan-tahapan pengkaderan. Untuk tahap pertama dalah MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru). Pengkaderan ini idealnya dikerjakan oleh rayon. Untuk berikutnya sebagai tindak lanjut ada PKD (Pelatihan Kader Dasar) dilaksanakan oleh Komisariat, merupakan persyaratan untuk bisa menjadi pengurus komisariat. Dan diteruskan dengan PKL (Pelatihan Kader Lanjut), dilaksanakan oleh pengurus cabang, merupakan persyaratan untuk menjadi pengurus cabang.

Organisasi Alumni

KAGAMA (Keluarga Alumni Gadjah Mada)
Gagasan membentuk organisasi persatuan para alumnus
UGM timbul tahun 1956. Pada tahun ini mulai terselenggara berbagai pertemuan yang dilakukan alumni dari berbagai fakultas.
Dalam peringatan Dies Natalis
UGM tahun 1958 Ir. Suwarno (alm.) didesak Panitia Dies Natalis Dewan Mahasiswa UGM untuk mengambil inisiatif pertama menyelenggarakan musyawarah para alumnus UGM pertama dari berbagai kota tanggal 18 Desember 1958 di Yogyakarta. Dari musyawarah ini lahirlah organisasi "Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada" disingkat KAGAMA.
MUNAS X KAGAMA diselenggarakan pada bulan Juli 2005 di Hotel Borobudur
Jakarta, terpilih sebagai Ketua Umum : Dr.Ir. Djoko Kirmanto, Dipl.,HE dan Wakil Ketum. Ir. Airlangga Hartarto, MT., dengan Sekretaris Umum : Ir. A. Hamid Dipopramono dan Bendahara Umum : Ir. A. Sutjipto.
Hingga UGM menapak usia 50th, yang merupakan Tahun Emas
UGM, KAGAMA ikut menyemarakkan dengan berbagai kegiatan sesuai dengan komitmen KAGAMA. untuk selalu memperhatikan masyarakat sekitar yang kurang beruntung, dengan mengadakan penyuluhan kesehatan terpadu, penyuluhan masyarakat dalam berbagai bidang, khitanan massal, aksi donor darah, ziarah dan kunjungan tokoh/janda tokoh UGM.

Motto
Wiyata Hangreksa Gapuraning Nagara
Didirikan
1957
Jenis
Universitas negeri
Rektor
Prof.Dr.dr. Soesilo Wibowo,MS.Med, SP And
Lokasi
Semarang, Indonesia
Situs resmi
www.undip.ac.id
Universitas Diponegoro, lebih dikenal dengan singkatan UNDIP, adalah sebuah universitas di Jawa Tengah, Indonesia yang didirikan pada tahun 1956 sebagai universitas swasta dan baru mendapat status perguruan tinggi negeri pada 1961. Kata Diponegoro diambil dari pahlawan nasional yang merupakan seorang pangeran dari Jawa Tengah yang mengobarkan semangat kemerdekaan dari tindakan kolonialisme Belanda di awal abad ke-18. Semangat ini turut menginspirasi pendirian UNDIP.

Fakultas
Universitas Diponegoro memiliki 10
fakultas:
Fakultas
Hukum
Fakultas
Ekonomi
Fakultas
Kedokteran
Fakultas
Teknik
Fakultas
Sastra
Fakultas
Kesehatan Masyarakat
Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Fakultas
Peternakan
Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan
Fakultas
psikologi

Lokasi


Lokasi Universitas Diponegoro tersebar di beberapa lokasi di Kota Semarang dan Jepara dengan tanah seluas 2.009.862 m2 dengan perincian 7 lokasi kampus dan 1 lokasi perumahan dinas:
Kampus Pleburan Semarang (Fakultas Non Eksakta,
UPT Komputer, UPT Bahasa dan UPT MKU)
Kampus Tembalang Semarang (
Rektorat, Lembaga Penelitian, Lembaga Pengabdian pada Masyarakat, Lembaga Pengembangan Pendidikan, UPT Perpustakaan, UPT. Kemitraan dan Kewirausahaan, upt. Undip Press serta Fakultas Eksakta)
Kampus Jl. Dr. Soetomo dan Gunung Brintik
Semarang (Fakultas Kedokteran)
Kampus Jl. Kalisari
Semarang (Laboratorium Fakultas Teknik)
Kampus Jl. Ade Irma Suryani
Jepara (Lab. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)
Kampus Mlonggo Jepara (Fakultas Kedokteran)
Kampus Teluk Awur Jepara (Fakultas Ilmu Kelautan: Lab. Kelautan, Ruang Kuliah, Asrama, Perpustakaan, Rumah Dinas, Ruang Fasilitas Selam)
Perumahan Dinas Kagok Semarang

Sejarah
Pendirian Universitas Diponegoro dirintis mulai pertengahan tahun
1956 diawali dengan pendirian Yayasan Universitas Semarang. Adapun tokoh-tokoh yang memprakarsai berdirinya Universitas Semarang ialah Mr. Imam Bardjo, Mr. Soedarto, Mr. Dan Sulaiman dan Mr. Soesanto Kartoatmodjo.
Secara resmi Universitas Semarang dibuka pada tanggal
9 Januari 1957. Mengingat usia yang masih sangat muda dengan prasarana pendidikan yang masih sangat terbatas maka saat itu baru dapat dibuka institusi-institusi pendidikan Akademi Administrasi Negara dengan Dekan pertama Mr. Goenawan Goetomo, Akademi Tata Niaga dengan Dekan pertama Drs. Tjioe Sien Kiong, Akademi Teknik yang kemudian menjadi Fakultas Teknik dengan Dekan pertama Prof. Ir. Soemarman.
Pada upacara
Dies Natalis ketiga Universitas Semarang pada tanggal 9 Januari 1960 Presiden R.I. Dr. Ir. Soekarno mengganti nama Universitas Semarang menjadi UNIVERSITAS DIPONEGORO, sebagai, penghargaan terhadap Universitas Semarang atas prestasi dalam pembinaan bidang pendidikan tinggi di Jawa Tengah. Universitas (swasta) Diponegoro dinyatakan sebagai Universitas Negeri, terhitung mulai tanggal 15 Oktober 1960. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Universitas Diponegoro. Pada waktu itu fakutas-fakutas yang telah berdiri adalah Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat; Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik dan Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan.

Sumber daya manusia
Saat ini, UNDIP didukung oleh sumber daya manusia yang cukup bermutu. Pada
September 1998, UNDIP telah memiliki 1750 staf akademik dan 1065 staf administratif. Pada akhir September 1998, jumlah mahasiswa terdaftar adalah 24.424. Rasio pengajar dibanding mahasiswa ada di dalam angka ideal 1 : 14. Angka ini tidak termasuk dosen lepas dan paruh waktu. UNDIP menawarkan banyak jurusan. Di dalam total 10 fakultas, terdapat 21 jurusan dan 68 program studi yang relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar kampus. Dengan SDM yang potensial kini UNDIP berada di jajaran universitas ternama di Indonesia bahkan di tingkat dunia (versi Asiaweek dan THES UK)

Pers Mahasiswa

LPM Hayamwuruk
LPM Hayamwuruk adalah Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Diponegoro. Berdiri pada
16 Maret 1983. Kali pertama bernama MUTASI, tahun 1985 berganti nama menjadi Hayamwuruk. Mengelola majalah Hayamwuruk, Newsletter Hawe Pos dan juga situs berita online. Selain penerbitan, juga mengadakan kegiatan diskusi kepenulisan, bedah buku, talkshow, dengan berbagai topik aktual di kalangan mahasiswa dan masyarakat umum.
Meskipun secara struktural berada di bawah dekanat, organisasi ini mampu menyajikan informasi secara kredibel dan berimbang. Untuk penerbitan, LPM Hayamwuruk tidak menerima bantuan dari dekanat maupun rektorat. Sumber dana penerbitan berasal dari dana kemahasiswaan. Dana dari fakultas (DIPA) sejumlah Rp 750ribu per semester digunakan untuk mendukung kegiatan nonpenerbitan.
Namun dana dari mahasiswa itu baru mencukupi sekitar 60% untuk penerbitan. Kekurangannya ditutup dari pemasukan iklan, penjualan sebagian majalah (untuk mahasiswa Sastra Undip gratis) dan swadana pengelola. Untuk itu, LPM Hayamwuruk menerima kerjasama dengan berbagai pihak, baik untuk pemasangan iklan di majalah, newsletter maupun situs online, dan juga kerjasama nonpenerbitan seperti diskusi, bedah buku, pelatihan kepenulisan dan lain sebagainya.
LPM Hayamwuruk mendapat anugrah dari ISAI (Institut Arus Stusi Informasi) sebagai nominator pertama pers alternatif terbaik tahun 1997 diikuti majalah mahasiswa Balairung (UGM) dan koran kampus Warta Ubaya (IKIP Surabaya, sekarang jadi Universitas Negeri Surabaya). Kriteria penilaian meliputi tema yang digarap, kedalaman berita, narasumber dan keseimbangan berita.
Di awal Januari 2005 LPM Hayamwuruk mengadakan Workshop Jurnalisme Sastrawi Pers Mahasiswa se-Indonesia. Kegiatan ini diikuti 30 pengelola pers mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang telah diseleksi terlebih dahulu untuk mendapatkan beasiswa mengikuti pelatihan selama seminggu di hotel Dibya Puri, sebuah hotel tua di sekitar kompleks Kota Lama Semarang. Kegiatan ini didukung Yayasan Tifa sebagai penyandang dana, Yayasan Pantau yang mengirimkan istruktur, ISAI dan sejumlah media cetak dan elektronik baik lokal maupun nasional. Sebagai tindaklanjut dari kegiatan ini didirikan komunitas diskusi jurnalisme sastrawi.
Alamat redaksi LPM Hayamwuruk: Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Fakultas Sastra Universitas Diponegoro (FS Undip), Jalan Hayam Wuruk no 4, Kode Pos 50241, Semarang, Jawa Tengah.

LPM Manunggal
LPM Manunggal Universitas Diponegoro adalah Lembaga Pers yang tertua, berdiri pada Agustus
1980.
Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), adalah perguruan tinggi negeri di Indonesia, berada di Purwokerto, Jawa Tengah.
Universitas ini berdiri pada tanggal
10 Februari 1961, dan resmi menjadi perguruan tinggi negeri pada tahun 1963 dengan lahirnya Keppres. No.195/1963 dan SK Menteri No. 153/1963. Nama Jenderal Soedirman diambil dari pahlawan nasional kelahiran Banyumas tempat dimana universitas ini berdiri dan menjadi monumen hidup untuk mengenang jasa-jasanya pada nusa, bangsa dan negara.

Halaman depan dan bangunan Pusat Administrasi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto dengan patung Jenderal Soedirman menunggangi kuda.
Kampus yang terletak di kaki
Gunung Slamet sebelah utara kota Purwokerto kabupaten Banyumas ini pada awal berdirinya hanya memiliki 3 buah fakultas, yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Biologi, Fakultas Ekonomi. Saat ini terdapat 8 fakultas yang terdiri 56 program studi baik program sarjana maupun pascasarjana.
Arsitektur kampus dengan udara pegunungan yang relatif sejuk seluas lebih dari dari 850.000 m2 juga didukung dengan sarana dan prasarana seperti stadion olahraga, tempat ibadah, poliklinik, cafe, auditorium dan lain-lain.

Fakultas, Jurusan dan Program Studi
Fakultas Ekonomi
Akuntansi
Manajemen
Ilmu Studi Pembangunan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Sosiologi
Komunikasi
Ilmu Administrasi Negara
Ilmu Pemerintahan
Ilmu Politik
Fakultas Hukum
Hukum Pidana
Hukum Keperdata
Hukum Tata Negara
Hukum Administrasi Negara
Hukum Internasional
Hukum Acara
Fakultas Peternakan
Produksi Ternak
Nutrisi & Makanan Ternak
Sosial Ekonomi Peternakan
Fakultas Pertanian
Ilmu Tanah
Budidaya Pertanian
Sosial Ekonomi Pertanian
Hama dan Penyakit Tumbuhan
Teknologi Hasil Pertanian
Agribisnis
Perencanaan Sumber Daya Lahan
Hortikultura
Teknik Pertanian
Fakultas Biologi

Biologi
Pengelolaan Sumber Daya Perikanan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan
Program Pendidikan Dokter
Kesehatan Masyarakat
Ilmu Keperawatan
Fakultas Sains dan Teknik
Manajemen Sumber Daya Perikanan Budidaya Perairan
Budidaya Perikanan
Ilmu Kelautan
Kimia
Matematika
Fisika

Teknik Elektro
Teknik Sipil
Teknik geologi
UPT Bidang Studi Bahasa
Bahasa Inggris
Bahasa Indonesia
Bahasa Mandarin
Program Pascasarjana
Manajemen Keuangan
Manajemen SDM
Manajemen Agribisnis
Manajemen Rumah Sakit
Manajemen Pendidikan
Manajemen Pemasaran
Manajemen Administrasi PEMDA
Manajemen Administrasi Negara
Ekonomi Pembangunan
Pertanian
Peternakan
Biologi
Ilmu Lingkungan